JAKARTA - Susahnya mencari kerja celetuk pelamar lulusan dari perguruan tinggi yang cukup terkenal dengan IP Tinggi. Keluhan yang sama juga datang dari lulusan SMK.
Dunia industri pun juga mengeluh tentang susahnya mendapatkan calon karyawan yang siap kerja.
Baca juga:
Babinsa Jumpai Gotong-Royong
|
Dari curahan hati generasi milenial dan dunia Industri tersebut perlu dicarikan solusinya oleh dunia pendidikan.
Konsep yang sering berganti, setiap ganti menteri dengan Tagline yang begitu hebat 'Merdeka Belajar, ' 'Kampus Merdeka' harus bisa mengakomodasi mahasiswa 'Salju' (salah jurusan). Sewaktu mendaftar dahulu sebagai calon mahasiswa memilih salah satu jurusan, namun setelah kuliah berbalik minat boleh mengambil prodi lain baik di kampus sendiri atau di kampus lain.
Begitu juga dengan dengan Tagline 'SMK Hebat'. SMK Pusat 'Unggulan' belum juga memastikan lulusannya terserap oleh dunia Industri, lowongan terbuka hanya bagi calon yg kompeten. Akhirnya mereka berburu menambah keterampilan terlebih dahulu ke Balai Latihan Kerja (BLK), LPK dan Kursus-kursus keterampilan kerja. Buat apa sekolah lama-lama kalau terminal akhir ke BLK dan LPK juga baru bisa kerja.
Rumah Kompetensi Indonesia sudah 74 kali melakukan Diskusi Kompetensi (DISKO). Diskusi termasuk membahas mengenai 'Kampus Merdeka' serta 'SMK Hebat' secara live streaming dapat disaksikan kembali tayanganya di channel YouTube Sakasakti TV.
Program 'Link & Match' yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Wardiman Joyonegoro tahun 1994 lalu sewaktu beliau pernah bertugas dan belajar Vokasi di Jerman terbukti sekarang memang bener.
Pola program 'link & match' antara dunia pendidikan dan Industri yang dilakukan di negara Eropa sudah berhasil dan juga sudah dilakukan di beberapa negara lain termasuk negara tetangga Malaysia.
Namun di Indonesia pola ini masih setengah hati dilaksanakan karena masih terbelenggu dengan regulasi yang sekarang masih dalam revisi.
Kata kunci 'Link & Match' ini. Antara Dunia pendidikan dan Dunia Industri sejatinya sedari awal dilakukan kolaborasi diantara pemegang kebijakan di Kemdikbud, Kemnaker bersama Kadin Indonesia.
Pemerintah dalam hal ini Kemenko PMK yang disepakati sebagai leading sector dari Perpres 68/2022 bersama TKNV sejatinya mulai melakukan pemetaan kebutuhan Dunia Industri, minimal untuk 5 tahun mendatang dahulu.
Manpower Planning dilakukan bersama antara Kementrian Pendidikan, Kementrian, Tenagakerja, dan Kadin duduk bersama melakukan diskusi. Riset akan kebutuhan dunia pendidikan, pasar kerja dan penempatan kerja.
Missmatch antara dunia pendidikan, dunia kerja, dan dunia industri merupakan prioritas dalam solusi masa depan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi.
Mengapa terjadinya 'Missmatch, ' ketidakselarasan dunia pendidikan, dunia kerja dan industri adalah antara lain, karena setiap kementrian dan lembaga memiliki payung hukum masing-masinh yang belum terintegrasi dalam satu kebijakan dalam peningkatan kompetensi SDM.
Apa yang membuat belum terlaksananya 'Link & Match' antara dunia pendidikan dunia kerja dan dunis industri:
1. Belum tersedianya secara terintegrasi peta kebutuhan SDM untuk Dunia Industri.
2. Belum tersedianya peta Okupasi sesuai KKNI untuk dilakukan di proses pembelajaran.
3. Belum tersedianya Guru/Dosen sebagai praktisi mengajar.
4. Belum standar ketersedian Teaching Factory/ peralatan praktek yang selaras dengan Industri, serta peralatannya juga belum memenuhi sesuai antara rasio siswa dan alatnya.
5. Masih setengah hati mengundang praktisi industri untuk mengajar pada dunia pendidikan karena terkait dengan regulasi kementrian yang mengacu dalam turunannya berupa Kepmen yang belum terintegrasi.
6. Penjamin mutu lulusan seperti akreditasi sekolah dan kampus yang menyelenggarakan program vokasi belum melibatkan dunia industri dalam penyusunan Instrumen dan tenaga penilai/verifikator atau asesor.
Dengan terbitnya Perpres no 68/2022 ini merupakan berkah yang luarbiasa bagi pengembangan Vokasi di Indonesia.
Keberadaan Kemenko PMK sebagai pimpinan dari sebuah orkestra yang akan melahirkan tembang/simponi lagu-lagu indah dan enak didengar sambil ngupi pagi dan teh sore di;kebisingan lalu lintas aktivitas dalam TKNV tentunya.
Apa solusi dari tulisan ini dengan judul Manpower Planning.
1. Duduk bersama lintas K/L dalam pemetaan masing kebutuhan.
2. Lepaskan kepentingan yang terbelenggu dengan regulasi lama yg dibahas disusun belum terintegrasi lintas sektor.
3. Tagline sudah diviralkan dalam berbagai varian tetapi belum memberi solusi. bahkan sudah ada sekolah dan kampus yg melahirkan talenta di olimpiade yang hanya didapatkan oleh segelintir siswa/mahasiswa. Sementara SDM bonus demografi yang luar biasa besar belum memenuhi kebutuhan DUDI.
4. Mulai hari ini dan seterusnya mari kita semua rajin buka data, jurnal, Mengapa Link & Match belum 'Link' dan mengapa menjadi 'Miss' Ayo ikuti terus Diskusi Kompetensi (DISKO) Jumat 29 juli 2022 pada Live Streaming di channel YouTube Sakasakti TV.
Opening Speak bapak yang luar biasa aktif di TKNV akan disampaikan oleh Ir. Aris Darmansyah M Eng (Deputi Kemenko PMK/ Ketua Stranas TKNV).
Keynote Speak oleh Prof M Muliaman Hadad PhD. (Duta Besar RI di Swiss dan Juga Ketua Taskforce Vokasi Kadin Indonesia), Live dari Bern Swiss.
Dengan Narasumberdari Pemerintah, Dr Wardhani Sugiyanto MPd (Direktur SMK Kemdikbud), M Ali Hafsah PhD (Direktur Pemagangan Kemnaker).
Narasumber dari Dunia Industri: Anton J Supit (Senior di beberapa Industri dan wakil ketua Tim Taskforce Vokasi Kadin Indonesia), Sinta Sirait MBA (Komtap pendidikan Vokasi), dan Wahyu (Komtap Industri Kadin Indonesia), dan Darwoto MBA (GM Kawasan industri MM 2100 dan Ketua yayasan SMK 2100)
Narasumber dari Dunja Pendidikan, Dr Heni Muljani (Ketua yayasan Pendidikan Vokasi, dan Pelaku pengelola Pendidikan SMK), Rudi Jumali (Senior Konsultan GIZT German).
Selanjutnya diskusi akan dipandu oleh Host Rumah Kompetensi Indonesia, Rizky Mahendra (Wakil Ketua Kadin Kalimantan Tengah)
Jakarta, 16 Juli 2022
Dr. Dasril Rangkuti
Pengasuh Rumah Kompetensi Indonesia