BANDUNG - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menargetkan penanaman 10 juta pohon kopi di seluruh Indonesia. Menurut Mentan, komoditas kopi memiliki potensi yang sangat besar dalam meningkatkan perekonomian nasional karena peminat kopi Indonesia tersebar di seluruh dunia.
"Kopi Indonesia adalah kopi tropis yang pasarnya cukup terbuka di dunia. Oleh karena itu Bapak Presiden sudah meminta Kementan bersama seluruh stakeholder yang lain termasuk pemerintah daerah, gubernur dan bupati agar melakukan penanaman kopi sebagai tanaman yang khas. Makanya tahun ini (2022) kita targetkan 10 juta pohon, " ujar Mentan dalam kegiatan Gerakan Tanam Kopi Indonesia (Gertak) yang digelar di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu, (26/01 2022).
Baca juga:
Petani dan Penyuluh Sambut Baik Program KUR
|
Mentan mengatakan, saat ini produksi kopi sangat menjanjikan, dimana dari berbagai hasil survei dan data statistik yang ada, minum kopi adalah trend yang menjamur di seluruh dunia. Maka itu, Kementan bersama jajaran berharap seluruh cafe di dunia memiliki stok kopi Indonesia sebagai sajian khas nusantara.
"Ingat bahwa kopi adalah trend dunia dan bahasa masyarakat itu melalui minum kopi bersama di setiap tempat dan sudut sudut kota yang ada. Makanya kita berharap semua sudut kota dan cafe besar yang ada di dunia itu menjual kopi indonesia. Alhamdulillah kopi Indonesia sangat diminati oleh eksportir dan buyer-buyer antar negara, " katanya.
Bupati Bandung, Dadang Supriatna menyampaikan terimakasih atas perhatian Mentan SYL terhadap komoditas kopi di seluruh Indonesia, khususnya di tanah Bandung, Jawa Barat. Dadang mengaku optimis kopi di wilayahnya akan terus berkembang dan memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat.
"Jumlah wilayah Kabupaten Bandung mencapai 174 ribu hektar dan 20 ribu diantaranya adalah perkebunan. Untuk itu saya sampaikan jumlah penduduk Kabupaten Bandung 3, 62 juta jiwa. Jadi saya optimis dengan Pertanian mereka bisa meningkatkan kesejahteraannya secara cepat, " katanya.
Plt.Dirjen Perkebunan Kementan, Ali Jamil mengatakan bahwa gerakan penanaman kopi seindonesia ini akan dibiayai oleh berbagai sumber. Diantaranya dari BPN, CSR dan yang terpenting dibantu dengan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian.
"Ini semua dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja atau kekuatan kopi Indonesia. Tentu kita berharap dengan gerakan ini perkopian Indonesia bisa di gerakkan dengan baik, " tutupnya.
Sekedar informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan III-2021 berhasil tumbuh positif sebesar 3, 51 persen (Y-on-Y) atau 1, 55 persen (Q-to-Q). Adapun pertumbuhan PDB subsektor perkebunan juga tumbuh 8, 34 persen yang didorong dari peningkatan produksi kelapa sawit, kopi, kakao dan tebu.(***)